Cerita tentang putri duyung banyak menjadi cerita masyarakat di belahan
dunia manapun, banyak yang mengisahkanya dengan bentuk dan karekter yang
berbeda, dari yang berbentuk wanita cantik berambut panjang hingga berbentuk
seperti monster yang menyeramkan, dari yang berkarakrer baik hati dan
penyayang hingga yang berkarakter jahat dan suka membunuh. Cerita tentang
putri duyung tetap menjadi daya tarik bagi sutradara untuk membuat film
tersebut. Terbukti dari banyaknya film yang mengkisahkan putri duyung sebagai
bahan ceritanya. Seperti film, Splash (1984) , The Little Mermaid (1989) , She
creature (2001) , Aquamarine (2006), Marina (2004) dan beberapa judul film
lainya.
Film yang menjadi objek penelitian ini adalah film drama korea The
Legend Of The Blue Sea, garapan sutradara Jin Hyuk. The Legend Of The Blue
Sea merupakan sebuah film yang menceritakan tentang kisah cinta seorang putri
duyung dengan seorang anak laki laki. Kisah cinta mereka berlangsung dalam
beberapa zaman, dari era Joeson hingga era modern. Putri duyung dalam film ini
di gambarkan sebagai wanita cantik, baik hati, memiliki kekuatan super, daya
ingat tinggi dan berbagai kelebihan lainya dibandingkan manusia.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori semiotika dengan model
semiotika Roland Barthes. Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos
yang terdapat pada film The Legend Of The Blue Sea. Roland Barthes
mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan petandaan, yaitu denotasi dan
konotasi yang menghasilkan makna eksplisit untuk memahami makna yang
terkandung dalam film ini. Dalam kerangka barthes, konotasi identik dengan
operasi ideologi, yang disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk memberikan
pembenaran bagi nilai nilai dominan yang berlaku pada periode tertentu