Memaparkan mengenai Problematika ketenagakerjaan masih menjadi rangkaian perhatian dalam perusahaan-perusahaan formal di sektor swasta. Dalam ketenagakerjaan Serikat Pekerja
selalu dianggap bisa membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Dengan memiliki anggota yang heterogen seringkali dalam penyelesaian konflik selalu mempertahankan perwajahan (Face) dalam kultur individu yang berbeda. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Negosiasi Muka. Bagaimana orang dari budaya yang berbeda mengelola konflik. metode penelitian adalah survey, dengan jenis penelitian deskriptif, jumlah populasi sebanyak 100 dan menggunakan sensus sehingga semua populasi dijadikan
sampel. Pada uji regresi linier berganda yang penulis lakukan menunjukan bahwa
faktor individualistik lebih dominan dalam pengelolaan konflik organisasi hal ini
dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda yang telah peneliti olah menggunakan spss yaitu dengan nilai 557 sedangkan faktor kolektivistik memiliki nilai 210 terhadap pengelolaan konflik organisasi.