Peristiwa kapal Ever Given yang kandas di Terusan Suez pada 23 Maret 2022 telah
menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks. Kerugian tidak hanya menimpa
pemilik kapal tetapi juga pada Suez Canal Authority (SCA). Berdasarkan kerugian
tersebut, SCA menuntut kompensasi kepada pemilik kapal sejumlah 916 juta dolar
AS. Pemilik kapal merasa keberatan atas nominal tersebut dan berniat untuk
melakukan negosiasi. Dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif
dengan deskriptif analisis penulis memaparkan strategi negosiasi yang digunakan
oleh pemilik kapal kepada otoritas pengelola Terusan Suez pasca kandas.
Menggunakan peristiwa kapal Ever Given yang kandas sebagai variabel
independen dan negosiasi sebagai variabel dependennya. Penyebab Ever Given
kandas adalah karena badai pasir yang terjadi di jalur tersebut. Hal ini dapat
dikatakan sebagai force majeure sehingga pemilik kapal merasa keberatan dengan
tuntutan tersebut. Penelitian ini menggunakan teori negosiasi internasional serta
blue style behavior dan negosiasi integratif sebagai konsep untuk menganalisis
peristiwa. Negosiasi yang berlangsung antara perusahaan swasta asal Jepang dan
otoritas milik pemerintah Mesir yang berlangsung selama tiga bulan membuat
negosiasi ini menarik untuk diteliti lebih mendalam.