Perkembangan industri bisnis di Jakarta khsusnya event organizer telah terjadi begitu pesat, adanya keinginan masyarakat ibukota untuk menyeimbangkan antara kebutuhan emosi dan rutinitas kehidupan sehari-hari menjadi salah satu faktornya. Djakarta Warehouse Project (DWP) hadir ditengah masyarakat sebagai event yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya. Konsep event dengan menyajikan aliran electronic music dance (edm) yang identik dengan kehidupan gemerlap dunia malam membuat berbagai penilaian dari masyarakat. Isu-isu negatif bermunculan mengenai keberadaan event tersebut karena dinilai bertentangan dengan kebudayaan Indonesia. Keberadaan isu jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi krisis yang dapat merugikan bagi perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana krisis komunikasi dalam event DWP dan untuk mengetahui bagaimana penanganan krisis komunikasi yang dilakukan oleh Ismaya Live.
Penulis menggunakan teori situasional crisis communication (SCC) dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian yaitu krisis komunikasi dalam event DWP merupakan krisis yang terjadi akibat dari kurang cepatnya proses penanganan yang dilakukan. Penanganan dari perusahan dalam hal ini public relations belum sepenuhnya terbuka kepada ormas dan media massa.