Dukungan Amerika Serikat (AS) terkait modernisasi militer Taiwan pada tahun 2016-2020 dilandasi oleh undang-undang Taiwan Relations Act (TRA). Implementasi TRA adalah kerja sama pertahanan AS bersama Taiwan yang bertujuan untuk melindungi Taiwan melalui penjualan alutsista. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak dukungan AS terkait modernisasi militer Taiwan terhadap dinamika hubungan Taiwan-Tiongkok 2016-2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif serta jenis penelitian deskriptis analitis. Peneliti menggunakan teori neorealisme dengan konsep security dilemma, balance of power, kepentingan nasional, dan kebijakan pertahanan. Urgensi penelitian ini adalah untuk menganalisis fluktuasi dinamika hubungan Taiwan dan Tiongkok dari bantuan militer AS kepada Taiwan karena dapat memicu ketidakstabilan di kawasan Asia Timur. Dengan kasus demikian, hasil penelitian yang di dapat adalah Tiongkok memberikan respon agresif yaitu dengan empat poin sebagai berikut, pertama Tiongkok menggelar latihan militer bomber flighter oleh People’s Liberation Army Air Force (PLAAF) yang bertujuan untuk mencegah intervensi asing dalam urusan domestik Tiongkok. Kedua, pengiriman kapal induk Liaoning di laut Bohai dan pengerahan kapal induk ke Pulau Hainan di lepas pantai Taiwan. Ketiga, Kapal Liaoning Tiongkok yang melewati Air Defense Identification Zone (ADIZ) Taiwan. Keempat, latihan militer Tiongkok dan sanksi pembatasan udara Taiwan sehingga mengakibatkan pembatasan impor pertanian dan pariwisata Taiwan.