Penelitian ini mengkaji kompleksitas dan keragaman motivasi, kondisi kerja,
serta tantangan yang dihadapi oleh pekerja manusia silver di Bekasi melalui
perspektif fenomenologi dan interaksionisme simbolik. Studi ini mengungkapkan
bahwa pekerja manusia silver, seperti A, IR, N, dan BT, menunjukkan ketahanan
dan kreativitas dalam menjalani kehidupan sehari-hari meskipun dalam kondisi
yang sulit. Melalui pendekatan fenomenologi, ditemukan bahwa motivasi utama
mereka adalah kebutuhan ekonomi yang mendesak dan harapan untuk diakui
sebagai seniman jalanan, menunjukkan adanya dimensi identitas dan penghargaan
diri dalam pekerjaan mereka.
Interaksionisme simbolik mengungkapkan bahwa cat perak yang mereka
gunakan bukan hanya alat untuk menarik perhatian, tetapi juga simbol identitas
sebagai penghibur jalanan. Makna pekerjaan ini dibentuk melalui interaksi sosial
dengan berbagai kelompok masyarakat dan diinterpretasikan ulang berdasarkan
respons yang mereka terima, baik positif maupun negatif. Proses ini mempengaruhi
bagaimana pekerja manusia silver memandang diri mereka sendiri dan membentuk
identitas mereka.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dukungan dari komunitas, organisasi
non-pemerintah, dan kebijakan inklusif sangat diperlukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan menghargai kontribusi manusia silver dalam kehidupan kota.
Pemahaman yang mendalam tentang pengalaman dan makna pekerjaan manusia
silver dapat memberikan wawasan penting bagi pengembangan kebijakan yang
lebih responsif terhadap kebutuhan mereka.