Penelitian ini meneliti pola komunikasi antarbudaya antara warga etnis
Tionghoa dan warga etnis pribumi di Gang Kalong, Rawalumbu, Bekasi, untuk
memahami dinamika interaksi dan kohesi sosial di lingkungan tersebut.
Penelitian ini menggunakan teori konvergensi budaya menyatakan bahwa
ketika individu-individu dari budaya yang berbeda berinteraksi, mereka cenderung
menyatu menuju identitas budaya bersama, yang ditandai dengan adopsi nilai-nilai,
norma-norma, dan praktik-praktik yang sama.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi, melibatkan wawancara mendalam dengan warga dari kedua
kelompok etnis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi di Gang Kalong
cenderung mengikuti model paralelisme, di mana kedua kelompok
mempertahankan identitas budaya masing-masing namun tetap menjalin hubungan
yang harmonis dan saling menghormati. Selain itu, ditemukan juga bahwa model
komunikasi yang terjadi di antara warga kedua etnis adalah model paralelisme.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kedua kelompok berusaha menjalin
hubungan harmonis melalui interaksi sehari-hari dan acara sosial meskipun
menghadapi beberapa hambatan komunikasi karena adanya perbedaan kultural