Perkembangan media sosial telah membuka peluang baru bagi individu untuk
membangun citra diri dan menjadi influencer. Instagram, sebagai salah satu platform paling
populer, memungkinkan penggunanya untuk mengekspresikan identitas mereka melalui
konten visual dan interaksi dengan pengikut. Salah satu fenomena yang muncul adalah
Fujianti Utami Putri, yang dikenal sebagai influencer kontroversial.
Penelitian ini menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik yang dikembangkan
oleh George Herbert Mead. Teori ini menekankan pada bagaimana individu berinteraksi
melalui simbol-simbol yang bermakna dalam masyarakat, yang membentuk dan
mengkomunikasikan identitas mereka.
Penelitian ini mengadopsi paradigma konstruktivisme dengan pendekatan
kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara
mendalam dan analisis konten terhadap akun Instagram @fuji_an. Subjek penelitian adalah
pengguna Instagram yang terlibat dalam interaksi dengan Fujianti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fujianti berhasil membangun citra dirinya
sebagai influencer melalui interaksi aktif dengan pengikut dan penggunaan kehidupan
pribadinya dalam konten. Meskipun menghadapi kontroversi, Fujianti mampu
memanfaatkan kritik sebagai alat untuk memperkuat citra dirinya.
Kesimpulan dari penelitian ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara
otentisitas dan strategi konten dalam membangun dan mempertahankan citra diri sebagai
influencer. Fujianti berhasil mempertahankan relevansinya di media sosial dengan
menggunakan kehidupan pribadinya secara efektif dalam konten yang dibuat.