Penelitian ini mengeksplorasi dampak gaya kepemimpinan laissez-faire terhadap efektivitas kinerja karyawan dalam perusahaan manajemen konsultasi. Dengan pendekatan kualitatif, wawancara dilakukan dengan lima karyawan senior, kepala divisi korporat dan profesional SDM, serta analisis literatur yang dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana gaya kepemimpinan ini mempengaruhi efektivitas kerja. Temuan menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan laissez-faire memberikan terlalu banyak kebebasan pada karyawan. Namun, kurangnya transparansi dan keterlibatan dari pemimpin pun dapat mempengaruhi buruk efektivitas kinerja karyawan. Karyawan merasa terlalu sedikit terarah dan merasa kehilangan arah, yang pada gilirannya menurunkan kualitas dan produktivitas kerja. Di sisi lain, kebebasan yang diberikan dalam pendekatan kepemimpinan laissez-faire mendorong karyawan untuk mengeksplorasi, bereksperimen, dan menerapkan solusi inovatif yang dapat meningkatkan efektivitas kinerja. Namun, tanpa arahan, bimbingan, dan pengawasan yang memadai dari pemimpin, pengambilan keputusan oleh karyawan menjadi kurang efektif, memberikan kontribusi pada efektivitas kinerja yang rendah. Penelitian ini juga menemukan bahwa pendelegasian tugas dan wewenang yang luas dalam gaya kepemimpinan laissez-faire dapat memberikan dampak positif terhadap efektivitas kinerja karyawan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa pendelegasian tersebut memberikan otonomi, tanggung jawab, dan kepercayaan kepada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan secara efektif, serta meningkatkan motivasi, rasa memiliki, dan komitmen karyawan.