Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem distribusi hasil
tangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Muara Angke,
mengidentifikasi pelaku utama dalam rantai distribusi, dan mengevaluasi efisiensi
ekonomi distribusi berbasis margin pemasaran dan fisherman’s share. Fokus
penelitian adalah dua komoditas utama, ikan kakap merah (Lutjanus sp.) dan ikan
kuwe (Carangidae sp.), yang didistribusikan ke empat pasar tradisional di Jakarta:
Pasar Minggu, Pasar Kramat Jati, Pasar Pondok Labu, dan Pasar Lenteng Agung.
Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif melalui
pengumpulan data primer (wawancara, observasi, kuesioner) terhadap nelayan,
pedagang, dan instansi terkait, serta data sekunder dari publikasi resmi dan statistik
pelabuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem distribusi melibatkan rantai
yang panjang dengan banyak perantara (tengkulak, pedagang besar, pengecer),
yang menyebabkan tingginya biaya distribusi dan rendahnya bagian harga yang
diterima nelayan. Margin pemasaran ikan kakap merah berkisar antara Rp15.000
hingga Rp35.000/kg dengan total margin Rp95.000/kg, sedangkan ikan kuwe
memiliki margin yang lebih rendah. Pasar Minggu memberikan kontribusi margin
terbesar namun memiliki fisherman’s share terendah (68,18% untuk kakap merah),
menunjukkan bahwa nelayan menerima bagian harga yang kecil. Sebaliknya, Pasar
Pondok Labu memiliki fisherman’s share tertinggi (83,33% untuk kakap merah),
menandakan distribusi yang lebih efisien dan adil bagi nelayan. Efisiensi distribusi
secara keseluruhan masih belum optimal karena banyaknya perantara yang
menambah biaya tanpa nilai tambah signifikan.
Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini merekomendasikan penguatan
peran nelayan melalui pemasaran langsung, pembentukan kelompok usaha
bersama, serta digitalisasi pemasaran dan pengembangan sistem logistik terintegrasi untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan efisiensi distribusi di
PPN Muara Angke.