Konten “Sekolah Normal” menggabungkan hiburan dan pendidikan yang
bertujuan untuk melawan stereotip negatif sekaligus memberi ruang bagi talenta
berkebutuhan khusus untuk tampil sebagai individu yang setara di ruang publik.
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori
Akomodasi Komunikasi yang dikembangkan oleh Howard Giles, yang
menjelaskan penyesuaian gaya komunikasi antar individu dalam interaksi.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dalam kerangka
paradigma konstruktivisme. Metode yang digunakan metode analisis resepsi
Stuart Hall. Dan menggunakan pengumpulan data dengan melakukan Focus
Group Discussion (FGD) kepada 7 partisipan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan berada
dalam posisi dominan yang menunjukkan penerimaan yang positif terhadap
kehadiran individu berkebutuhan khusus.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa setelah menonton konten
“Sekolah Normal,” para partisipan sepakat bahwa kehadiran talenta berkebutuhan
khusus dapat diterima dan ditampilkan secara positif. Tayangan tersebut mampu
menunjukkan keberagaman dengan cara yang menyeluruh. Penelitian ini
memberikan wawasan tentang bagaimana konten digital dapat berkontribusi
terhadap pemahaman dan penerimaan terhadap individu berkebutuhan khusus
dalam masyarakat.