Program barak militer yang digagas Dedi Mulyadi menuai pro dan kontra karena
melibatkan anak-anak bermasalah dalam pembinaan karakter. Pemberitaan media daring
menghadirkan sudut pandang positif, negatif, dan netral, sehingga membentuk persepsi publik
yang beragam terhadap citra dirinya.
Penelitian ini menggunakan teori Facework untuk melihat strategi Dedi Mulyadi dalam
menjaga citra diri di ruang publik. Konsep personal branding, self image, dan peran media daring
dijadikan dasar untuk memahami bagaimana tokoh politik direpresentasikan melalui pemberitaan.
Pendekatan yang digunakan adalah paradigma kritis dengan metode media monitoring.
Analisis kualitatif dilakukan terhadap pemberitaan sejumlah portal berita nasional, seperti
Detik.com, Kompas.com, Tempo.co, Tribunnews.com, iNews.id, Kumparan, Republika.co.id,
CNNIndonesia.com, MetroTVNews.com, dan Liputan6.com.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian media membingkai Dedi secara negatif,
sementara lainnya menampilkan citranya sebagai pemimpin tegas dan peduli pembinaan karakter.
Analisis Facework memperlihatkan upayanya menjaga citra melalui simbol budaya, kedekatan
dengan masyarakat, dan narasi ketegasan.
Media daring berperan penting dalam membentuk self image tokoh publik melalui
framing dan representasi. Dalam kasus ini, personal branding Dedi Mulyadi terbentuk melalui
dinamika wacana media, dan media monitoringmenjadi alat strategis untuk memahami konstruksi
citra serta persepsi publik.