Popularitas selebriti dalam media modern semakin dianggap sebagai
komoditas dalam kerangka industri budaya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis praktik komodifikasi popularitas selebriti yang terdapat dalam film
dokumenter “All access to rossa 25 shining years.”
Adapun teori dalam penelitian ini menggunakan teori budaya kritis yang
dikemukakan oleh Theodor Adorno, yang digunakan untuk menghubungkan
penggambaran dan penjabaran permasalahan yang terdapat pada scene film.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kritis
dan metode analisis semiotika yang dikembangkan oleh John Fiske yang dimana
dalam level semiotik terdapat tiga level : level realitas, level representasi dan level
ideologi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokumenter ini menampilkan proses
komodifikasi pada tiga elemen : isi (konten kehidupan pribadi sebagai daya tarik
utama), audiens (penonton yang dikonstruksi sebagai target pasar), dan pekerja (kru
film yang dimobilisasi untuk mendukung citra selebriti).
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa film mengemas sosok
selebriti sebagai komoditas dengan cara mengubah narasi kehidupan personal
menjadi tontonan emosional dan inspiratif, yang bertujuan menarik perhatian
penonton dan mendukung kepentingan pasar industri hiburan.