Perkembangan media digital yang begitu pesat telah membawa perubahan besar dalam cara informasi disampaikan dan dipersepsikan oleh publik, khususnya ketika figur media sosial menjadi pusat perhatian pemberitaan media arus utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media membingkai pemberitaan mengenai kontroversi yang melibatkan Willie Salim, seorang konten kreator yang sempat menjadi sorotan setelah insiden hilangnya 200 Kilogram rendang saat kegiatan sosial di Palembang. Fokus penelitian diarahkan pada tiga media daring besar, yaitu Kompas.com, Liputan6.com, dan Tribunnews.com. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kritis serta metode analisis teks media. Melalui model framing Robert N. Entman yang meliputi empat dimensi: pendefinisian masalah, identifikasi penyebab, penilaian moral, dan rekomendasi penyelesaian. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan berita-berita yang diterbitkan pada Maret 2025. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan gaya pembingkaian antar media: Kompas.com cenderung menyampaikan informasi secara netral dan faktual, Liputan6.com menonjolkan sisi emosional melalui respon tokoh publik, sementara Tribunnews.com mengangkat narasi yang lebih sensasional dan spekulatif. Perbedaan ini memperlihatkan bahwa media tidak sekadar menyampaikan informasi, melainkan juga berperan aktif dalam membentuk cara pandang masyarakat terhadap suatu peristiwa. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan pentingnya kesadaran kritis dalam memahami isi media, terutama di tengah dinamika jurnalistik digital yang semakin kompleks.