This research, titled “Representation of Domestic Violence Elements in the
Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis (A Semiotic Analysis by John Fiske)”, aims
to reveal how domestic violence (DV) is represented through the visual and
narrative elements in the film.
The study also employs Nancy Hartsock's Feminist Standpoint Theory to
explore the position and experiences of women as victims within the patriarchal
power structure depicted in the film.
Using John Fiske’s Semiotic Analysis and a qualitative approach within a
critical paradigm, this study analyzes signs of domestic violence at three levels:
reality, representation, and ideology. Data were collected through documentation
of six selected scenes containing elements of domestic violence, along with
interviews with several informants as secondary data.
The findings indicate that the film does not only portray physical violence,
but also verbal and psychological abuse stemming from gender inequality and male
dominance in the household. The film illustrates how women are constrained by
social norms and are expected to submit to male authority.
This study concludes that film can serve as a medium for social critique of
patriarchal culture and can open up public awareness of domestic violence issues,
especially by centering women's voices as the core of the narrative.
Ketersediaan
#
Perpustakaan USNI Kampus B (SKRIPSI)
IKOM 2025
8250328
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
IKOM 2025
Penerbit
: Universitas Satya Negara Indonesia : BEKASI : 2025
Penelitian yang berjudul Representasi Elemen Kekerasan dalam Rumah
Tangga pada Film 'Bolehkah Sekali Saja Kumenangis' (Analisis Semiotika John
Fiske)” ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana unsur kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT) direpresentasikan melalui elemen-elemen visual dan naratif dalam
film.
Penelitian ini juga menggunakan Teori Sudut Pandang Feminis Nancy
Hartsock untuk menggali posisi dan pengalaman perempuan sebagai korban dalam
kuasa patriarkal yang ada pada film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis.
Menggunakan Analisis Semiotika John Fiske dan pendekatan kualitatif
serta paradigma kritis yang bersifat deskriptif untuk membaca tanda-tanda
kekerasan dalam film yang terdiri dari tiga level analisis realitas, representasi, dan
ideologi. Dengan teknik pengumpulan data melalui dokumentasi pada enam scene
yang memiliki unsur KDRT serta wawancara terhadap beberapa informan untuk
data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa film ini tidak hanya menampilkan
kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan verbal dan psikologis yang lahir dari
ketimpangan gender dan dominasi laki-laki dalam rumah tangga. Film ini
memperlihatkan bagaimana perempuan dikekang oleh norma sosial dan dianggap
harus tunduk terhadap laki-laki.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa film dapat menjadi media kritik sosial
terhadap budaya patriarki dan membuka ruang kesadaran terhadap isu kekerasan
dalam rumah tangga, terutama dengan mengangkat suara perempuan sebagai pusat
narasi.