Permasalahan utama dalam penelitian ini bermula dari fenomena tekanan
ekonomi yang sering menimbulkan konflik dan pelanggaran ekspektasi dalam
hubungan keluarga, khususnya pada generasi sandwich. Film Home Sweet Loan
dipilih sebagai objek kajian karena merepresentasikan dinamika harapan,
kekecewaan, serta valensi positif dan negatif dalam hubungan keluarga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana konstruksi
harapan dan valensi dijelaskan dalam film Home Sweet Loan serta bagaimana
tekanan ekonomi memicu pelanggaran ekspektasi dalam komunikasi interpersonal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma
konstruktivisme, metode semiotika film Christian Metz, serta sifat penelitian
deskriptif. Data diperoleh melalui dokumentasi adegan film dengan fokus pada
tokoh utama Kaluna sebagai subjek penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Home Sweet Loan
merepresentasikan berbagai bentuk konflik keluarga akibat tekanan ekonomi.
Konstruksi harapan yang awalnya idealis berubah menjadi beban ketika dihadapkan
dengan kebutuhan finansial keluarga besar. Pelanggaran ekspektasi ini
memunculkan valensi negatif berupa konflik emosional, tetapi juga menghadirkan
valensi positif berupa solidaritas dan adaptasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tekanan ekonomi menjadi
faktor utama yang membentuk ulang konstruksi harapan dalam hubungan keluarga.
Representasi konflik dan negosiasi ulang peran dalam film ini memberikan
gambaran nyata tentang kompleksitas komunikasi interpersonal di tengah
perubahan sosial-ekonomi.