Penelitian ini membahas fenomena komodifikasi konten anak yang marak di media sosial,
dengan fokus pada akun Instagram dan YouTube @mazayaamania. Akun ini dikelola oleh
orang tua dari Mazaya Amania, Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana proses
komodifikasi berlangsung melalui konten yang menampilkan anak, serta bagaimana
implikasinya terhadap aspek sosial, etika, dan ekonomi.
Secara teoritis, penelitian ini berlandaskan teori budaya kritis Theodor Adorno dan konsep
komodifikasi dari Vincent Mosco. Teori tersebut digunakan untuk menganalisis bagaimana
media sosial mengubah ekspresi pribadi anak menjadi produk yang dapat dijual.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kritis dan metode
semiotika John Fiske, yang membagi analisis ke dalam tiga tingkat: realitas, representasi,
dan ideologi. Data dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi konten Instagram dan
YouTube @mazayaamania.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akun ini mengemas citra anak secara strategis untuk
menarik sponsor dan membangun keterlibatan audiens. Bentuk komodifikasi ditemukan
dalam tiga dimensi: isi konten, audiens sebagai target pasar, dan anak sebagai “pekerja”
digital.
Kesimpulannya, akun @mazayaamania merupakan contoh nyata bagaimana media sosial
dapat menjadi ruang eksploitasi terhadap anak-anak. Komodifikasi yang terjadi tidak hanya
berdampak pada monetisasi,risiko terhadap hak privasi, dan posisi anak di ruang publik.
Oleh karena itu, diperlukan regulasi serta kesadaran kritis dari orang tua dan masyarakat
untuk melindungi kepentingan terbaik anak dalam era digital.