Perubahan dalam lanskap media digital telah merubah cara khalayak
memperoleh serta menanggapi informasi. Instagram memainkan peran penting
dalam membentuk pandangan khalayak terhadap berbagai isu sosial, ekonomi, dan
politik.
Salah satu akun yang menyoroti isu kebijakan publik adalah @bisniscom,
khususnya melalui konten tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),
konten tersebut menuai beragam respons dari audiens.
Penelitian ini menggunakan Teori Audiens dengan metode analisis resepsi
berdasarkan Stuart Hall, yang mengkategorikan pemaknaan audiens ke dalam
Dominant-Hegemonic Position, Negotiated Position, dan Oppositional Position
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma postpsotivisme
data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam
terhadap audiens berusia 23 hingga 35 tahun yang berasal dari latar belakang profesi
beragam, seperti mahasiswa, pekerja swasta, pegawai negeri, dan wirausahawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa audiens dengan pemahaman terhadap isu
kebijakan publik cenderung bersikap kritis posisi oposisi, sementara audiens umum
lebih menerima isi pesan secara utuh posisi dominan. Sebagian lainnya menempati
posisi negosiasi, menggabungkan pesan dengan pengalaman pribadi. Temuan ini
menegaskan bahwa keragaman latar belakang memengaruhi cara audiens
memahami pesan, sehingga komunikasi di media sosial perlu lebih adaptif terhadap
keberagaman pandangan