Penelitian ini dilatarbelakangi oleh menurunnya solidaritas dan partisipasi anggota
dalam organisasi Ikatan Remaja Masjid Jami Al-Anwar Masalah ini muncul pada masa
priode terbaru yang dinilai kurang mampu menjalin komunikasi dengan anggota. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi kepemimpinan
berperan dalam membangun solidaritas.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori retorika Aristoteles untuk
melihat daya pengaruh pemimpin melalui kredibilitas, pendekatan emosional, dan logika
komunikasi. Teori ini mengkaji melalui tiga unsur utama, yaitu ethos, pathos, dan logos.
Pendekatan retorika ini dinilai relevan untuk menganalisis bagaimana gaya komunikasi
seorang pemimpin dapat membentuk keterikatan emosional dan memperkuat rasa memiliki
anggota terhadap organisasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi
kasus. Paradigma yang digunakan adalah konstruktivis untuk memahami makna sosial
yang terbentuk melalui komunikasi antarindividu. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya komunikasi pemimpin terdahulu yang
bersifat partisipatif dan komunikatif lebih mampu membangun solidaritas dibandingkan
gaya komunikasi pemimpin saat ini yang cenderung formal dan belum sepenuhnya efektif.
Faktor kepercayaan, kedekatan emosional, serta komunikasi dua arah menjadi kunci
terbentuknya solidaritas yang kuat dalam organisasi.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa komunikasi kepemimpinan yang efektif yakni
terbuka, empatik, dan membangun ruang partisipasi berkontribusi besar dalam
menciptakan solidaritas organisasi remaja masjid. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan
dan penguatan kapasitas komunikasi para pemimpin muda agar mampu menjawab
tantangan dinamika organisasi keagamaan di tengah perubahan zaman.