Limbah akar pisang di Indonesia merupakan persoalan penting dalam industri
pertanian pisang. Meskipun kontribusi pisang terhadap perekonomian cukup besar,
pengelola limbah pertanian, khususnya akar pisang, masih kurang optimal. Dengan
adanya solusi yang tepat, pemanfaatan akar pisang menjadi pupuk dan dapat
menjadi alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan petani, mengurangi dampak
lingkungan, dan mendukung pertanian berkelanjutan di Indonesia. Proses
fermentasi pupuk akar pisang dilakukan dengan menggunakan kombinasi Effective
Mikroorganisme 4 (EM4) sebagai bahan pengaktif serta molase sebagai sumber
karbon. Parameter yang dianalisis mencakup pH, Suhu, jumlah bakteri, kadar
Nitrogen, Fosfor, dan Kalium selama masa inkubasi pada hari ke-7 hingga hari ke-
14. Hasil menunjukkan bahwa hari ke-10 merupakan waktu inkubasi yang paling
optimal, dengan kenaikan kadar Nitrogen sebesar 0,25% dan Fosfor sebesar 0,39%,
sedangkan kadar Kalium masih berada dalam batas optimal (1,72%). Nilai pH dan
Suhu tetap stabil dalam rentang ideal proses fermentasi yaitu antara 26–28°C dan
pH 6–7. Jumlah bakteri total mencapai titik tertingginya pada hari ke-10. Formula
pupuk cair akar pisang (formula C) yang terbaik yaitu pada kombinasi akar pisang
2kg, EM4 (50ml, 75ml, 100ml), Molase 250gram dan Air Bersih 10 Liter.