Korea Selatan menerima penawaran atas penempatan sistem pertahanan misil terminal high altitude area defense (THAAD) di Korea Selatan yang disebabkan oleh percobaan rudal balistik dan nuklir Korea Utara. Akan tetapi terjadi penolakan oleh pihak Tiongkok. Melalui metode penelitian kualitatif dengan deskripsi analitis penulis memaparkan dinamika antara Korea Selatan, Korea Utara serta Amerika Serikat dan Tiongkok diikuti variabel rudal balistik dan nuklir. Adapun dampak atas penempatan dari sistem pertahanan misil THAAD bagi Korea Selatan dan Tiongkok. Penelitian ini menemukan bahwa penempatan sistem pertahanan misil THAAD signifikan dampaknya terhadap hubungan bilateral antara Korea Selatan dengan Tiongkok. Membuat adanya dilema keamanan di kedua pihak. Hal tersebut ditunjukkan melalui empat telaah;
pertama, adanya arsitektur keamanan regional yang ditandai dengan terbentuknya polarisasi aliansi di Semenanjung Korea; kedua, diberlakukannya kebijakan penempatan sistem pertahanan THAAD di Korea Selatan. Penempatan tersebut dilakukan karena adanya ancaman yang dirasakan oleh Korea Selatan terhadap Korea Utara, diikuti dengan peristiwa tenggelamnya kapal Cheonan, serangan artileri di pulau Yeonpyon dan serangan masive rudal balistik yang datang dari Korea Utara.; ketiga adanya reaksi yang mucul dari pihak Tiongkok yang
merupakan penolakan keras; dan yang keempat, dampak yang dirasakan Korea Selatan terhadap hubungan bilateralnya dengan Tiongkok yang mempengaruhi sektor politik, perekonomian dan keamanan kedua belah pihak. Namun disertai analisa mengenai sebab dan akibat dari apa yang dilakukan Tiongkok terkait ancaman bagi Tiongkok.