Pembangunan di negara kita, khususnya pembangunan bidang industri berjalan sangat cepat. Peningkatan tersebut tidak hanya terjadi di bidang industri, tetapi juga terjadi di sektor transportasi (Mukono, 2008). Sejalan dengan perkembangan pada daerah perkotaan, keseimbangan komposisi udara terganggu bahkan komposisinya berubah yaitu dengan masuknya zat-zat pencemar seperti polutan kendaraan bermotor menghasilkan 85% dari seluruh pencemaran udara yang terjadi. Kendaraan bermotor ini merupakan pencemar bergerak yang menghasilkan pencemar CO, hidrokarbon yang tidak terbakar sempurna, NOx, SOx dan partikel debu. Penerapan konsep Car Free Day atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor merupakan solusi dari PemerintahProvinsi DKI Jakarta untuk mengatasi dan mengurangi tingkat pencemaran udara di DKI Jakarta. Hasil uji analisa secara statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata rata nilai konsentrasi NO₂, SO₂ dan PM10 yang diambil pada tiga perlakuan (Transisi Car Free Day, Car Free Day dan Non Car Free Day) selama 8 bulan ke belakang dengan waktu dan lokasi pengambilan yang sama. Perbedaan rata rata nilai konsentrasi yang didapat secara statistik dominan di pengaruhi oleh hasil emisi gas buang dari aktifitas kendaraan bermotor dan juga partikel debu jalanan.