Detail Cantuman

Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog


Text

Analisis Bioekonomi Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) DI PPN Palabuhan Ratu

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu berada pada Teluk
Palabuhanratu yang merupakan bagian dari perairan Samudera Hindia (WPP-RI
573). Dilatarbelakangi adanya potensi perikanan di sekitarnya, maka dibangunlah
(PPN) Palabuhanratu pada tahun 1991 – 1993 dengan dana pembangunan pada
tahap awal bersumber dari Asian Development Bank (ADB) dan Islamic
Developmnet Bank (ISDB) dan pada tanggal 18 Februari 1993 diresmikan
operasionalnya oleh Presiden RI.
PPN telah mengalami dua tahap pembangunan, yaitu pembangunan tahap
pertama pada tahun 1993 kemudian pembangunan tahap kedua selama periode
tahun 2003 sampai sekarang yang merupakan pengembangan pembangunan tahap
pertama. Pembangunan PPN tahap pertama ditujukan untuk menunjang aktivitas
perikanan terutama unit penangkapan ikan dengan ukuran kapal sampai 30 GT
dan pembangunan tahap kedua untuk menunjang aktivitas kapal berukuran 30 GT
sampai dengan 150 GT.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui kondisi sumberdaya tuna sirip
kuning di PPN Palabuhanratu, 2) Menganalisis pengelolaan sumberdaya ikan
tuna sirip kuning pada kondisi Maximum Sustainable Yield (MSY) dan
Maximum Economi Yield (MEY). Lokasi Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Jawa Barat. Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian adalah metode survei. Metode ini satu bentuk teknik
penelitian dimana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang
yaitu pelaku perikanan, melalui pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber.
Dalam hal ini, untuk pengambilan sampel diambil menggunakan purposive
sampling, metode ini adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang diperlukan.
Analisis bioekonomi digunakan untuk menentukan tingkat upaya
maksimum bagi pelaku perikanan dengan memasukkan biaya penangkapan dan
harga ikan dengan tetap menjaga kelestarian dilihat dari aspek biologi. Jika
tujuan penangkapan adalah suatu produksi maksimum maka secara biologi laju
eksploitasi optimum ditetapkan untuk mencapai MSY (Maximum Sustainable
Yield), yaitu suatu hasil tangkapan maksimum yang dapat dilakukan secara terus
menerus.
Berdasarkan data dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu
Jawa Barat pada pada 10 Tahun terahkir, Produksi Perikanan mengalami
penurunan dan kenaikann. Armda Perikanan Tonda dan Long line yaang berada
di PPN palabuhanratu Jawa Barat selama 10 Tahun terahkir juga mengalami
penurunan dan kenaikan yang signifikan yang terdaftar pada Pelabuhan. Pada
waktu penelitian dilakukan rata-rata hasil tangkapan tuna sirip kuning dengan
hasil 1.152 ton/tahun.
Berdasarka pada kondisi open acces (OA), effort yang dibutuhkan lebih
besar dari effort MSY dan MEY. Besarnya tingkat upaya penangkapan pada
kondisi OA disebabkan oleh sifat pemanfaatan secara terbuka dimana setiap orang boleh melakukan kegiatan penangkapan. Pertambahan upaya tidak akan berhenti
kecuali dicapainya titik yang dikenal dengan keseimbangan akses terbuka, pada
titik ini jumlah penerimaan dari pemanfaatan sumberdaya tuna sirip kuning sama
besarnya dengan biaya yang dikeluarkan dengan kata lain rente ekonomi atau
keuntungan pada kondisi ini sama dengan nol (Lampiran 3).
Pada hasil perhitungan analisis bioekonomi tuna sirip kuning dengan ratarata produksi sebesar 1.152 ton (Lampiran 3), dan tingkat produksi lestari MSY
sebesar 1.541 ton,sedangkan jumlah effort rata-rata 1.274 trip per tahun
(Lampiran 3) dan upaya optimal (EMEY) 938 trip pertahun, maka hal ini
mengindikasikan bahwa pemanfaatan sumberdaya tuna sirip kuning di PPN
Palabuhanratu dalam kondisi underfishing. Berdasarkan hasil analisis tersebut di
pelukan adanya penambahan effort sesuai dengan batas-batas MSY dan MEY,
serta meningkatkan mutu hasil tangkapan nelayan.
Sumberdaya tuna sirip kuning di PPN Palabuhanratu dalam kondisi
underfishing dengan analisis bioekonomi Scheafer walaupun demikian
sumberdaya tuna sirip kuning tetap harus adanya pengelolaan secara baik oleh
pemerintah, nelayan, serta stakeholder lainnya dari aspek ekonomi, lingkungan,
dan aspek manajeman sehingga pemanfaatan sumberdaya tuna sirip kuning tetap
dapat dimanfaatkan secara bekelanjutan.

 Ketersediaan

#
Perpustakaan USNI Kampus A Location name is not set
8201003
Tersedia

  Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit
 : USNI  : JAKARTA
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas