Film The Boy Who Harnessed The Wind merupakan film yang
mencerikan kisah nyata tentang perjuangan remaja untuk membangun kicir angin,
di dalam perjalanannya, banyak penolakan hingga cacian sehingga menimbukan
tindakan perundungan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
konstruksi realitas sosial, bagaimana proses individu dalam mengkonstruksikan
realitas sosialnya dengan melihat dunia realitasnya yang mereka alami secara
subjektif.
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini ialah deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, paradigma konstruktivis, metode analisis semiotika
Charles Sanders Pierce. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu
mengamati film The Boy Who Harnessed The Wind serta membaca dari literature,
internet, dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini ialah representasi perundungan dalam film The
Boy Who Harnessed The Wind menggambarkan mengenai perundungan yang
terdapat dalam film The Boy Who Harnessed The Wind, fenomena perundungan
dalam film ini pun dilakukan secara kekerasan fisik, verbal, dan nonverbal.
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu film ini memberikan sebuah
gambaran realitas yang terjadi di masyarakat terutama dalam kehidupan remaja
yang di mana masih kurangnya rasa saling menghargai terhadap suatu gagasan.