Reality show bertemakan kemiskinan yang diproduksi oleh industri media televisi dan bertujuan untuk meraih adsense/rating, maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai komodifikasi terhadap objek kemiskinan. Pemilik media menjadikan program reality show sebagai andalan mereka, khususnya yang berfokus pada kemiskinan. Teori yang digunakan adalah teori ekonomi politik media dan teori konstruksi sosial media. Konsep yang penulis gunakan terdiri atas: komunikasi, komodifikasi, televisi, kemiskinan, dan reality show. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan kualitatif dan metode analisis semiotika model Roland Barthes dan bersifat deskriktif. Dengan memakai teknik pengumpulan data antara lain, tinjauan pustaka dan media Youtube. Hasil penelitian ini analisa penanda, analisa petanda, dan mitos melalui bahasa yang digunakan host dalam mengkomodifikasikan kemiskinan menjadi faktor utama di keluarga pak Nurjen. Dengan menganalisis dari rangkaian adegan (scene) untuk mengetahui adanya praktik komodifikasi kemiskinanpada program tersebut. Kesimpulan bahwa komodifikasi ini dimana kesulitan dibuat menjadi sebuah komoditas yang mampu dijual di sebuah stasiun televisi. Dan juga komodifikasi ini menjadi nilai tukar yang tinggi di suatu mata komoditas, sehingga menjadi tinggi juga acara tersebut baik itu secara adsense maupun ratingnya.