Film Joe Bell merupakan sebuah film yang diambil dari kisah nyata tentang perjuangan seorang ayah yang melintasi Amerika Serikat untuk berbicara menentang tindakan bullying, hal ini dia lakukan demi menghormati anaknya yang meninggal akibat bunuh diri menjadi korban bullying karena gay.
Teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teori konstruksi realitas sosial, di mana proses individu dikonstruksikan ke dalam realitas sosialnya dengan melihat kehidupan realitasnya yang mereka alami secara subjektif.
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif, paradigm konstruktivis, metode analisis semiotika Roland Barthes. Teknik pengumpulan data yaitu dengan mengamati atau menonton film Joe Bell serta membaca dari Studi Kepustakaan, internet, dan literature.
Hasil dari penelitian yaitu representasi bullying pada film Joe Bell digambarkan tentang tindakan bullying yang terdapat pada beberapa scene dalam film Joe Bell, tindakan bullying pada film ini dilakukan secara fisik, Verbal, dan non-verbal.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah film Joe Bell memberikan suatu gambaran realitas sosial yang terjadi keluarga, lingkungan masyarakat, dan terutama di lingkungan sekolah, di mana kurangnya rasa empati dan rasa saling menghargai terhadap sesama manusia.