Film Penyalin Cahaya yang dibuat oleh Wregas Bhanuteja,
menggambarkan banyaknya para penyintas pelecehan seksual yang mendapat
ketidakadilan, Film ini menarik untuk dikaji dan menjadikannya renungan
bersama. Karena pesan yang terdapat pada film ini menyampaikan kasus
pelecehan seksual yang terjadi dalam sebuah ruang lingkup kampus. Untuk
mengetahui representasi pelecehan seksual dalam film penyalin cahaya. Tujuan
penelitian ini.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi realitas
sosial, memberikan sebuah penjelasan melalui dari tindakan-tindakan serta ucapan
dari setiap scane yang dimainkan oleh para pemeran film penyalin cahaya.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan metode
semiotika Roland Barthes melalui tiga pendekatan yakni konotasi, denotasi dan
mitos pada film Penyalin Cahaya.
Penelitian ini menjelaskan hasil dari 5 scene yang menganalisis denotasi:
cara yang dilakukan saat mencari bukti untuk mengembalikan beasiswa yang
seharusnya di terima sur. konotasi: sur mengumpulkan bukti bukan hanya dia
yang mengalami pelecehan tetapi banyak dari pada mahasiswa tersebut yang juga
ternyata pernah jadi korban. Mitos: karena didalam ceritanya terdapat simbolik
yang mengisahkan rangkaian cerita secara nyata.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan representasi pelecehan seksual
yang di tunjukan melalui media massa. Realitas sosial yang juga di tanamkan
dalam pentingnya menjaga diri dari sesuatu hal yang tidak baik serta harus bisa
memperhatikan pergaulan atau memilah milih teman yang baik yang tidak
membawa dampak buruk terhadap diri kita.