Penelitian ini dilatarbelakangi tentang bagaimana penerapan sistem perkawinan antar dua insan setelah dipergoki di tengah hutan. Mereka dituduh melakukan tindak asusila oleh masyarakat setempat, sebab hanya ada sepasang remaja di tempat kosong dan gelap. Dan menampilkan gerakan yang mirip saat berhubungan intim. Sehingga perpektif yang muncul oleh masyrakat di sekitar adalah keadaan tidak nyaman bagi penduduk daerah tersebut sebab dinilai desa tersebut merupakn wilayah taat agama.
Landasan teori yang digunakan ialah Kontruksi Realitas Sosial Peter L. Berger dan Luckman menjelaskan kontruksi sosial atas realitas melalui “The Social Contruction of Reality, A Treatise in the Sociological of Knowledge” (1996).
Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan tiga tahapan yaitu level realitas, dimana realitas ini menggambarkan realita bisa dibaca melalui hasil kode-kode sosial yang meliputi penampilan, gaya bicara, perilaku, gerakan, lingkungan, ekspresi, riasan, dan kostum. Level representasi dibangun melalui teknik kamera, tenpat juga gambar kemudian teknik pencahayaan dan musik pengiring dalam film kaget nikah. Teknik ideologi dimana menggambarkan berbagaimacam ideologi.
Dapat disimpulkan bahwa film Kaget Nikah ini menggambarkan kehidupan pernikahan paksa remaja dengan kehidupan berkecukupan. Pernikahan yang disebabkan oleh sebuah peristiwa tak terduga yang kemudian menyebabkan mereka terpaksa dinikahkan demi kepertingan kehormatan keluarga.