Film Love for Sale (2018) merepresentasi perempuan sebegai pacar sewaan, yang
secara sosial menjalankan peran yang dianggap negatif oleh masyarakat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakter Arini Kusuma menggambarkan gender perempuan
dalam film ini. Karena film merupakan potret sosial, maka film selalu menangkap realitas
masyarakat yang berkembang dan kemudian memproyeksikannya ke layar kaca.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mengacu pada analisis
semiotika Roland Barthes, penulis akan memilih secara cermat pada setiap scene atau
potongan film untuk menggambarkan perempuan, kemudian akan dideskripsikan dan
dianalisis makna denotasi, konotasi dan mitos. Teknik pengumpulan data berupa data
dokumentasi, serta penelitian difokuskan pada tanda (scene) yang mengandung konotasi,
denotasi dan mitos dalam film Love For Sale 1.
Penulis menggunakan delapan scene untuk analisis, dengan hasil yang penulis
peroleh adalah bahwa karakter Arini Kusuma merepresentasikan seorang perempuan
yang mematahkan stereotip yang ada, Arini adalah pembohong yang baik, aktif secara
seksual dan profesional dalam pekerjaannya. Ditampilkan dalam dialog, ekspresi, gerak
tubuh, pakaian, karakter/kepribadian, dan teknik pengambilan gambar.
Arini tidak menyesal atau secara sadar memilih profesi pacar sewaan,
digambarkan sebagai karakter yang feminim, dengan kepribadian yang peduli dan mudah
beradaptasi karena pengalaman profesionalnya, Arini bersandiwara di depan orang lain,
bahkan di depan pelanggannya. Perempuan dalam karakter Arini juga ditampilkan
sebagai perempuan yang mematahkan stereotip bahwa wanita pasif dalam hubungan
intim, dan juga menunjukkan bahwa wanita bisa profesional dalam bekerja.
Karakter Arini digambarkan sebagai karakter yang feminim, dengan kepribadian
yang peduli dan mudah beradaptasi karena pengalaman profesionalnya, Arini
bersandiwara di depan orang lain, bahkan di depan pelanggannya. Perempuan dalam
karakter Arini juga ditampilkan sebagai perempuan yang mematahkan stereotip bahwa
wanita pasif dalam hubungan intim, dan juga menunjukkan bahwa wanita bisa
profesional dalam bekerja.