Konflik memiliki awal serta akhir, permulaan masalah dan penyelesaian masalah, atau penyebab konflik dan resolusi konflik. Konflik antara Organisasi Masyarakat Forum Betawi Rempug (FBR) dan Pemuda Pancasila (PP), terjadi akibat lahirnya berbagai benturan sosial dalam tubuh organisasi masyarakat dan akhhirnya menumbuhkan konflik yang begitu banyak memakan korban.
Teori yang digunakan adalah Teori Manajemen Makna Terkoordinasi dan landasan konseptual definisi komunikasi, unsur-unsur komunikasi, konflik, resolusi konflik dan komunikasi dan konflik. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan paradgima kontruktivisme.
Metode studi kasus mencakupi hal komunikasi dan peristiwa kejadian yang pernah terjadi. Kasus-kasus yang terjadi bisa terpecahkan apabila semakin besar bantuan responden dalam penggunaan cara menentukan instrument kredibilitas.
Motif-motif yang memulai konflik antara kelompok organisasi FBR dan PP khususnya wilayah Ciledug adalah tidak terjadinya komunikasi yang baik antara kedua organisasi masyarakat yang terlibat untuk mengelola suatu pasar.
Resolusi komunikasi antara kelompok organisasi masyarakat yang terlibat di wilayah Ciledug dan sudah menemukan hasil baik yaitu dengan istilah ”belah semangka” yang dimana diartikan sebagai sama-sama mendapatkan manisnya tetapi juga menelan pil pahit kerugian-kerugian atas konflik yang telah kelompok organisasi masyarakat ambil.