Komodifikasi bagi Mosco digambarkan sebagai transformasi nilai guna
menjadi nilai tukar, dimana hal yang pada dasarnya tidak bernilai jual
ditransfomasikan menjadi suatu komoditas yang bisa dijual. Dalam hal ini,
kemiskinan yang sering kita saksikan di sekitar dijadikan produk media, dan
menjadi tontonan populer yang berhasil menarik perhatian penonton ataupun
iklan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses komodifikasi
kemiskinan yang terjadi pada acara The New Eat Bulaga! Indonesia segmen
“Maju Terus Pantang Mundur” dengan model analisis wacana kritis Michael
Foucault.
Penelitian ini menggunakan teori analisis wacana kritis Michael Foucault,
yang membahas tentang hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan. Foucault
mendefinisikan kuasa agak berbeda dengan beberapa ahli lain. Kuasa oleh
Foucault tidak dimaknai dalam term “kepemilikan”, dimana seseorang
mempunyai sumber kekuasaan tertentu. Teori ini akan menjadi dasar dari
penelitian tentang Komodifikasi Kemiskinan Pada Acara Variety Show The New
Eat Bulaga! Indonesia ANTV Dalam Segmen “Maju Terus Pantang Mundur”
(Dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis Michael Foucault).
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode analisis wacana kritis, analisis wacana kritis tidak dipusatkan pada
kebenaran/ketidakbenaran struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada
analisis konstruktivisme.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah membedah bagaimana praktik
komodifikasi tersebut dilakukan dengan berbagai cara sehingga realitas yang ada
tidak terlihat karena ditutupi dengan adanya kepentingan pemilik media. Kesimpulan yang bisa diambil adalah bagaimana bentuk komodifikasi
kemiskinan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dan
mendapatkan rating setinggi-tingginya, hal itu merupakan bentuk dari ideologi
kapitalis.