Pemanfaatan kulit mangga sebagai arang aktif didasarkan atas ketersediaan buah mangga yang melimpah di Indonesia, sehingga kulit mangga menjadi limbah yang mudah didapatkan. Pada beberapa kondisi, air tanah dimanfaatkan oleh industri-industri serta laboratorium sebagai air pendingin maupun air penangas alat-alat industri dan instrumentasi laboratorium. Kondisi ini di lakukan di PT. CL, laboratorium bidang Farmasi yang masih memanfaatkan air tanah sebagai air pengisi alat-alat penangas. Permasalahan yang timbul, air tanah di PT. CL terindikasi mengandung Fe yang cukup tinggi, maka dilakukan penurunan kadar Fe dalam air dengan memanfaatkan adsorben arang aktif kulit mangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik arang aktif kulit mangga yang digunakan sebagai adsorben Fe, waktu kontak optimum, dan bobot adsorben yang diperlukan untuk mengadsorpsi Fe, efisiensi penurunan kadar Fe pada air, dan rendemen yang diperoleh dari kulit mangga. Arang aktif dibuat melalui dua proses, yaitu proses karbonisasi dan aktivasi pada suhu 400ºC selama 45 menit dengan larutan NaOH 5N dengan variasi bobot karbon aktif 0,5 gram; 1,5 gram; 3 gram; dan 5 gram, pada waktu kontak 10, 30, 60, dan 90 menit. Untuk menentukan kualitas karbon aktif, diuji karakteristik arang aktif, seperti kadar air, kadar abu, dan bilangan iod. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik arang aktif memenuhi standar SNI 06-3730-1995 yaitu kadar air 5,12%, kadar abu 6,99% dan penyerapan larutan I2 843,16 mg/g dalam logam adsorbsi Fe dan rendemen yang diperoleh sebesar 36,95%. Adsorpsi optimum logam Fe oleh arang aktif dari kulit mangga terjadi pada variasi bobot penambahan 5 gram arang aktif dengan waktu kontak 60 menit di mana efisiensi adsorpsinya adalah 79,84%.