Limbah pertanian masih sering menjadi masalah yang belum dapat terselesaikan di masyarakat. Selama ini limbah pertanian biasanya dibakar atau ditimbun oleh petani. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah dengan memanfaatkannya menjadi media tanam jamur merang. Namun, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui komposisi dan variasi jenis limbah yang paling baik sebagai media produksi jamur merang. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan limbah jerami padi dan limbah kapas sisa industri tekstil. Perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali, dengan variasi perbandingan antara media jerami dan media kapas. Perlakuan 1 (P1) merupakan media tanam 100% jerami. Perlakuan 2 (P2) adalah media tanam 75% jerami + 25% kapas, dan perlakuan 3 (P3) adalah media tanam 50% jerami + 50% kapas. Pengukuran pertumbuhan jamur merang yang akan dicatat adalah: (1) waktu yang dibutuhkan untuk munculnya pinhead atau primordial pada jamur merang, (2) waktu yang dibutuhkan untuk munculnya stadia kancing, (3) berat basah panen, dan (4) jumlah tubuh buah setiap panen. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh perbedaan komposisi media jerami dan media kapas terhadap berat basah jamur merang. Perlakuan 3 (P3), yakni dengan komposisi pencampuran 50% jerami dan 50% kapas, merupakan perbandingan optimum karena memiliki berat basah jamur merang yang paling tinggi.