Terjadinya penurunan laba yang cukup signifikan pada perusahaan sektor
barang konsumsi berakibat buruk bagi perusahaan apabila tidak tertangani dengan
baik. Mengingat sektor barang konsumsi merupakan perusahaan yang cukup
mempengaruhi kelangsungan hidup masyarakat karena keterpenuhan kebutuhan
barang-barang konsumsi tersebut. Oleh karena itu perlu alat untuk memprediksi
sejak dini mengenai kondisi perusahaan seperti financial distress. Karena ketika
kondisi ini tidak tertangani dengan baik maka akan berujung pada kebangkrutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi paling tinggi pada model
prediksi financial distress pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi.
Model yang digunakan dalam memprediksi financial distress adalah model
Altman Z-Score, Zmijewski dan Springate. Desain penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang digunakan
merupakan data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia.
Metode pengumpulan datanya menggunakan studi pustaka, dokumentasi serta
observasi pada laporan tahunan perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada
tahun 2020-2022. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling,
mendapatkan sampel sebanyak 16 perusahaan dengan jumlah observasi 48. Metode
analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif yang menjelaskan
karakteristik secara umum mengenai variabel-variabel dalam penelitian, uji asumsi
klasik yang digunakan untuk mengetahui data dari variabel yang digunakan layak
untuk dilakukan penelitian serta uji hipotesis yang digunakan untuk menunjukkan
bahwa tujuan dari penelitian ini telah tercapai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model prediksi financial distress
dengan tingkat akurasi paling tinggi pada sektor barang konsumsi adalah model
Springate, serta terbukti dari model yang paling akurat tersebut terdapat beberapa
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang diprediksi mengalami
financial distress pada periode 2020-2022.