Penelitian ini diawali dengan perempuan yang berkulit gelap yang mendambakan kulit cerah seketika dan merasa tidak percaya diri karena kulit mereka tidak putih bersinar seperti yang dikatakan di dalam iklan tersebut. Hal tersebut mempengaruhi penonton youtube sehingga masyarakat akan berpikiran bahwa perempuan cantik adalah perempuan yang memiliki wajah putih bersinar.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi realitas sosial media massa, proses penggambaran sebuah peristiwa realitas sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat dengan dikontruksi melalui media massa.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstrukrivis, pendekatan penelitian kualitatif, metode penelitian semiotika model Charles Sanders Pierce, sifat penelitian deskriptif . Subjek penelitiannya adalah iklan Fair and Lovely dan objek penelitiannya adalah scene yang terdapat dalam iklan Fair and Lovely di akun youtube.
Hasil penelitian yang didapat adalah Pesan verbal maupun non-verbal, yang dapat memberikan dampak psikologis dan sosial mengenai signifikan terhadap persepsi masyarakat tentang standar kecantikan. masyarakat diminta untuk kepekaan dan kehati-hatian agar tidak menguatkan diskriminasi dan ke tidak setaraan warna kulit.
Warna kulit putih bukanlah standar kecantikan mengingat Indonesia terdiri dari banyak jenis warna kulit dan remaja harus bangga dengan kecantikan khatulistiwanya. Pihak pengiklan yang juga menampilkan warna kulit orang Indonesia yang berkulit gelap, membuat iklan ini sangat mudah diterima oleh masyarakat dan dapat memengaruhi pola pikir masyarakat yang masih beranggapan bahwa cantik itu harus dengan warna kulit putih dan menuntut para remaja untuk mengubah warna kulit menjadi putih agar tampil cantik dan diterima oleh masyarakat.