Penambangan emas terdapat di Kabupaten Bandung, yang dilakukan oleh Penambangan Emas Skala Kecil (PESK). Proses pengolahan emas dapat dilakukan dengan berbagai metode, para penambang tradisonal di Kabupaten Bandung masih menerapkan metode amalgamasi yaitu proses ekstraksi emas dengan memanfaatkan merkuri sebagai salah satu campuran yang dilakukan di dalam gelondong. Merkuri (Hg) adalah salah satu unsur kimia yang tergolong logam berat dengan tingkat toksisitas cukup tinggi selain Cd, Pb, Cu, dan Zn. Pencemaran merckuri biasanya terjadi pada lingkungan, khususnya pada daerah sekitar pencemaran. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi paparan merkuri (Hg) pada pada tanaman padi akibat buangan limbah penambangan emas di Kabupaten Bandung . Sampel yang diambil untuk analisis adalah akar, batang dan bulir padi berdasarkan perbedaan jarak 0,61 km, 0,98 km, dan 1,12 km setelah pertambangan. Metode analisis merkuri (Hg) yang digunakan adalah metode Mercury Analyzer secara Fully-Automactic Thermal Vaporization, dan dibandingkan dengan SNI 7387:2009. Kadar merkuri (Hg) pada air Sungai Ciherang berkisar antara 0,0002 mg/L – 0,0003 mg/L, kadar merkuri (Hg) pada media tanam tanaman padi berkisar antara 0,11 mg/Kg – 0,22 mg/Kg, Sedangkan kadar merkuri (Hg) pada bagian akar berkisar 0,00056 mg/Kg – 0,00073 mg/Kg, pada bagian batang berkisar antara 0,00022 mg/Kg – 0,00042 mg/Kg, dan pada bagian bulir padi berkisar antara 0,00010 mg/Kg – 0,00023 mg/Kg.