Pada Tahun 2015-2018 DKI Jakarta menjadi peringkat pertama dengan jumlah PAD tertinggi di Indonesia, meskipun DKI Jakarta kedepannya tidak akan lagi menjadi Ibukota Negara tetapi Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis dan kota pariwisata sehingga prospek bisnis perhotelan kedepanya dinilai memiliki potensi yang baik, akan tetapi pada tahun 2020 terjadi pandemi covid-19 yang mempengaruhi sektor usaha termasuk sektor usaha perhotelan.
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat seberapa besar laju pertumbuhan dan kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah selama era pra covid-19, masa covid-19, dan era new normal. Menggunakan metode analisis deskriptif pendekatan kuantitatif, metode pengumpulan data dokumentasi dan data time series. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh penerimaan pajak hotel di wilayah DKI Jakarta dan sample penerimaan pajak hotel bintang 3 sampai 5 berlian. Penelitian ini dilakukan di Bapenda DKI Jakarta.
Laju pertumbuhan pajak hotel era pra covid-19 sebesar 3,79% kemudian pada masa covid-19 menurun sebesar 61,19%, terjadi peningkatan pada masa covid-19 tahun 2021 sebesar 39,54% dan terus meningkat pada masa new normal sebesar 57,64%. Rata-rata kontribusi pendapatan pajak hotel terhadap pajak daerah sebesar 2.88%, Era pra covid-19 tahun 2019 menyumbang sebesar ,60%. Masa covid-19 tahun 2020 menurun sebesar 1,76%, masa covid-19 tahun 2021 naik sebesar 2,27%, dan era new normal tahun 2022 naik sebesar 3,07%. Penurunan dan kenaikan tersebut dipengaruhi aturan PSBB & PPKM, Jumlah penambahan dan penurunan objek pajak hotel, tingkat hunian kamar, dan jumlah kunjungan wisatawan dan kepentingan bisnis di wilayah DKI Jakarta