Detail Cantuman

Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog


Text

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN CUMI-CUMI (Loligo spp.) YANG DIDARATKAN DI PPS NIZAM ZACHMAN

Cumi-cumi (Loligo spp.) merupakan salah satu komoditi unggulan ketiga terbesar (setelah cakalang dan madidihang) di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman (PPSNZ) yang merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia dengan jumlah unit penangkapan yang menargetkan cumi-cumi, seperti bouke ami, jala jatuh berkapal (cast net), dan pancing cumi sebesar 53,8% dari keseluruhan unit penangkapan. Cumi-cumi juga merupakan komoditi unggulan dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 711, yaitu Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut Natuna Utara (Laut Cina Selatan).
Berdasarkan tingginya hasil produksi dan aktivitas penangkapan tersebut perlu dilakukan analisis tingkat pemanfaatan yang telah dilakukan oleh PPSNZ di perairan WPPNRI 711 untuk kelestarian cumi-cumi tersebut. Salah satu metode untuk mengestimasi pengelolaan, produksi, dan tingkat pemanfaatan adalah Model Surplus Produksi (MPS) dari pendekatan Model Holistik. Model yang digunakan dalam perikanan dapat berbeda untuk setiap jenis sumber daya, sehingga dilakukan analisis dengan beberapa model dari model holistik equilibrium dan nonequilibrium.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menghitung hasil tangkapan per upaya (CPUE), mengestimasi hasil tangkapan maksimum lestari, dan tingkat pengupayaan serta pemanfaatan cumi-cumi yang didaratkan di PPSNZ. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2023 sampai dengan Februari 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dari data logbook time series hasil tangkapan dan jumlah kapal tahun 2013 sampai dengan 2022. Analisis keberlanjutan ekologi yang digunakan adalah model surplus produksi melalui pendekatan equilibrium (Schaefer dan Fox) dan non-equlibrium (Walters-Hilborn, Schnute, dan Clarke Yoshimoto Pooley). Cumi-cumi tertangkap dengan alat tangkap bouke ami, cast net, pancing cumi, dan purse seine. Standar yang dijadikan Fishing Power Index (FPI) adalah CPUE tertinggi, yaitu pancing cumi. Berdasarkan hasil analisis model produksi surplus, model yang sesuai dengan kriteria adalah model Fox dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,0460 dan validasi sebesar 0,0887. Nilai a (intercept) senilai 2,2119 dan b (slope) senilai -0,0002. Nilai intercept menunjukkan bahwa jika tidak ada kegiatan upaya penangkapan maka potensi cumi-cumi di WPPNRI
711 tersebut adalah 2,2119 ton/unit. Pada nilai negatif slope, diinterpretasikan bahwa setiap penambahan satu unit maka lnCPUE akan menurun sebesar 0,0002 ton/unit sehingga hasil tangkapan per upaya akan terjadi penurunan jika terjadi penambahan unit penangkapan.
Berdasarkan analisis model Fox, hasil tangkapan maksimum lestari (CMSY) sebesar 16.293,230 ton, upaya optimum (Eopt) sebesar 4.850 unit, dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 16.293,230 ton dengan rata-rata tingkat pemanfaatan sebesar 29% yang berada pada status moderate (sedang) dengan tingkat pengupayaan sebesar 12%. Status pemanfaatan cumi-cumi di WPPNRI 711 yang didaratkan di PPSNZ berada pada status moderate atau tingkat pemanfaatan sedang. Saran yang diajukan berdasarkan penelitian ini adalah penelitian mengenai pendekatan secara bioekonomi dan pengaruh faktor oseanografi terhadap hasil tangkapan, baik menggunakan penginderaan jauh secara satelit (seperti suhu permukaan laut) maupun observasi lapangan langsung menggunakan alat ukur oseanografi tertentu.

 Ketersediaan

#
Perpustakaan USNI Kampus A (Skripsi) Location name is not set
8240079
Tersedia

  Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit
 : Universitas Satya Negara Indonesia  : JAKARTA
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas